30 Juli 2010

Salam professional untuk kita semua!!

Jika Gagal, Bagaimana Menyikapinya?

Kegagalan memang menyakitkan. Tak seorang pun ingin gagal. Tapi tak ada satu pun di antara kita yang mampu menolak kegagalan. Kita hanya bisa menyiasati dengan cara mengantisipasi bagaimana agar tidak gagal untuk kedua kali.

Orang-orang yang karirnya sukses tak pernah ia merisaukan kegagalannya. Mereka menganggap kegagalan itu soal biasa. Hidup kadang-kadang menang dan sekali waktu kalah. Itu sudah wajar. Jika kita gagal meraih hal atau sesuatu, maka jangan terlalu dipikirkan. Jangan dibesar-besarkan agar tidak menimbulkan lemah semangat. Perlu ditanamkan dalam hati, bahwa kegagalan hanyalah cara berpikir saja. Jika kegagalan itu kita angggap sebagai sesuatu yang menyakitkan, maka kita akan sangat menderita. Sebaliknya, jika kita menilai
kegagalan secara wajar-wajar saja, maka di kemudian hari kita pasti berhasil.

Janganlah mencari kambing hitam jika kita gagal meraih hal atau sesuatu. Salahkan diri kita sendiri. Penyebab kegagalan yang kita terima dimungkinkan beberapa faktor. Kita harus memeriksa kembali, apa yang masih kurang. Mungkin ada kelemahan atau kesalahan yang kita perbuat. Atau kita tidak menyadari bahwa diri kita memiliki kekurangan dari berbagai segi.

Pandanglah bahwa kegagalan adalah sesuatu yang alamiah, karena semua orang pernah merasakan pahitnya. Janganlah hanya karena sekali atau dua kali gagal meraih hal atau sesuatu, lalu kita patah semangat. Seharusnya kegagalan itu kita jadikan sebagai pendorong dalam mencapai keberhasilan. Setiap ada
kegagalan, di dalamnya tersimpan hikmah; tersimpan sesuatu yang baik. Justru jika takut gagal, maka selamanya tak akan kita berhasil. Mengapa begitu ? Karena kita selalu dicekam kekhawatiran.

Kegagalan dan kesengsaraan itu merupakan guru yang paling keras. Tetapi sangat baik. Ia bekerja untuk kepentingan kita dan kepentingan orang-orang yang memahami makna dari kegagalan. Demikian menurut pakar psikologi William Bolithy. Dikatakannya, guru yang paling keras dan kejam biasanya akan dapat
mengantarkan murid-muridnya kepada sukses yang sangat gemilang. Tentunya murid yang sukses adalah mereka yang bertahan dalam menghadapi kekerasan. Yang terpenting di dunia ini bukanlah mengumpulkan keuntungan-keuntungan. Tetapi yang paling utama adalah apakah kita bisa mengambil keuntungan dari
kegagalan yang kita alami. Ini memerlukan kecerdasan. Disinilah letak perbedaan yang cerdas dan yang bodoh. Bahkan John R. Rocker memandang bahwa kegagalan akan membuahkan kekayaan jika kita mau menghadapi dan belajar dari sana. Lebih lanjut dikatakannya, "Kekayaan merupakan wujud dari kegagalan-kegagalan yang telah dapat diatasi. Tanpa kegagalan yang bertubi-tubi, kekayaan tak mungkin
dapat dinikmati."

Jika menemui kegagalan, janganlah larut dalam kekecewaan. Gagal mendapatkan hal atau sesuatu memang menyakitkan. Tapi janganlah hal itu kita besar-besarkan. Mulai saat ini kita berharap akan mengubah kegagalan itu menjadi keberhasilan.

Janganlah kenyataan "pahit" itu berlarut-larut menyiksa hati. Kita jangan menilai kegagalan itu sesuatu yang menyakitkan. Tapi kita harus mengangggap kegagalan itu sesuatu yang memalukan. Tidak malu kepada orang lain, tetapi harus malu kepada diri sendiri. Orang bilang, malu kepada diri sendiri adalah kritik diri. Jika kita sudah mampu mengkritik diri sendiri, maka akan tampaklah sejauh mana kekurangan-kekurangan yang ada. Lalu kita kan mempunyai dorongan untuk memperbaikinya. Kegagalan meraih hal atau sesuatu yang kita
harapkan hanya karena faktor kelemahan yang kita miliki. Kelemahan itu bisa diperbaiki. Kekurangan diri dapatlah disempurnakan.

Kegagalan tidak perlu diratapi dan disesali. Tetapi harus dicari penyebabnya. Inilah cara yang jitu dan akan dapat menghindari kegagalan untuk kedua kalinya. Cara ini diterapkan hampir semua perusahaan. Jika perusahaan atau organisasi gagal dalam mencapai tujuan, mereka selalu mencari kelemahan-kelemahannya. Kegagalan yang telah diderita akan dianalisa. Dari analisa itulah akhirnya diketahui celah-celah atau kekurangan yang menyebabkan kegagalan. Sebenarnya cara ini tidak hanya diterapkan oleh sebuah organisasi
atau perusahaan. Kita pun harus berbuat demikian, menyelidiki, menganalisa, dan memikirkan apa yang menjadi penyebab kegagalan. Syarat untuk menemukan penyebab kegagalan ialah jangan bingung atau panik. Berpikirlah yang tenang dan lepaskan diri dari perasaan emosional yang meledak-ledak.

Sadarilah bahwa perjalanan hidup masih panjang. Jarak antara kita dengan keberhasilan begitu jauh yang dipisahkan dengan batas yang disebut rintangan. Untuk bisa meraih keberhasilan tersebut, maka terlebih dahulu harus kita mengalahkan rintangan itu. Ibaratkan diri kita ini seorang musafir yang hendak mencapai gunung emas. Di tengah perjalanan, banyak sekali resiko yang menghalang-halangi. Jika kita patah semangat, pastilah akan kembali sebelum mencapai tujuan.

Kegagalan merupakan sesuatu yang mengerikan dan menyakitkan. Kalimat ini berkali-kali kita jumpai. Tetapi kegagalan akan dapat mengantarkan kita pada suatu kehidupan yang bahagia. Ini jika kita mampu memanfaatkan sebaik mungkin Itulah sebabnya orang-orang yang berjiwa kerdil selalu gagal jika melakukan suatu rencana besar. Penyebabnya karena mereka tidak tahan menghadapi cobaan dan kegagalan. Sebaliknya orang yang berpikir jernih dan berjiwa besar seringkali berhasil daripada gagal. Mereka ini juga pernah gagal tetapi mampu mencari penyebab kegagalannya. Golongan orang-orang yang penuh dengan
inovasi ini mampu menjinakkan kegagalan. Kalau pun gagal, maka dengan kegagalannya itu dia berpacu mencapai keberhasilan. Semangat barunya akan tumbuh manakala ia selesai tumbang.

Dr. Paul Hauck dalam bukunya "The Amazing Results of positive Thingking" menulis demikian: perasaan lesu itu mula-mula datang setelah kita sedikit melakukan usaha. Kita berusaha sedikit waktu, menjadi lesu dan dengan mudahnya kita meningggalkan pekerjaan itu. Tapi Tuhan membentuk dalam diri kita tenaga cadangan yang luar biasa, yang dapat kita peroleh bila kita mau menyelam guna menggapainya. Berikanlah sedikit lagi usaha. Hanya semacam gerigi pada mesin mobil yang menghasilkan daya dorong tambahan jika kita membutuhkannya. Hanya dengan cara menekannya lebih keras sedikit. Kepribadian kita juga dibangun
atas bentuk yang hampir sama. Tekanlah kuat-kuat pada pedal gas, maka tenaga ekstra akan muncul keluar. Kita jarang mengeluarkan tenaga ekstra yang bisa menyusup sampai melebihi batas lapisan kelesuan, tenaga istimewa yang belum tersalurkan ini akan muncul dengan sendirinya jika kita memiliki niat dan semangat yang gigih serta pantang menyerah. Jika kita melakukannya, maka akan mendapatkan hasil yang mengejutkan.

Tulisan di atas dapat digaris-bawahi, bahwa bila kita patah semangat karena setengah-setengah dalam berpikir dan berusaha. Akibatnya, jika menemui kegagalan kita enggan bangkit lagi. Kita menjadi trauma dan takut menghadapi kegagalan yang akan menimpa kembali pada diri kita.

Sekali lagi yang perlu diingat, jika kita gagal, maka carilah kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita sendiri. Kemudian bangkit kembali. Tentu kita akan berbeda dengan saat-saat sebelumnya. Kita akan
lebih mantap dalam menghadapi hidup ini.

So, gagal.......siapa takut !!!!!
Don't Worry Be Happy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar